Sabtu, 17 November 2012

^ EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM ^


“ Evaluasi Pendidikan Islam “



1.    Pengertian Evaluasi
Secara etimologi evaluasi berasal dari kata “to evaluate” yang berarti menilai. Kata evaluasi menurut Edwin Wand dan Berald W. Broen mengatakan bahwa evaluasi adalah “The act or process to determining the value of something”. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan dapat diartikan dengan totalitas tindakan atau proses yang dilakukan untuk menilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Yang dimaksud dengan penilaian dalam pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan secara umum, baik mengenai perencanaan, pengelolaan proses dan tindak lanjut pendidikan/menyangkut perorangan, kelompok atau kelembagaan. Dari uraian diatas yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam untuk melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.

2.    Dasar Teori Evaluasi Pendidikan Islam
Al-Qur’an sebagai dasar segala disiplin ilmu termasuk ilmu pendidikan Islam, secara implisit sebenarnya telah memberikan deskripsi tentang evaluasi pendidikan dalam Islam. Hal ini bisa ditemukan dari berbagai sistem evaluasi yang ditetapkan Allah diantaranya :
a.      Evaluasi untuk mengoreksi balasan amal manusia sebagaimana tersirat dalam QS. Al-Zalzalah : 7-8 yang artinya : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar atom pun niscaya akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar atom pun niscaya akan melihat balasannya”.
b.      Nabi Sulaiman As pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung. Hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang wanita cantik yang dikisahkan dalam surat An Naml : 27 yang artinya : “Sulaiman berkata : akan kami cermati (evaluasi) apakah kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”
c.      Sebagai contoh ujian (tes) yang berat kepada nabi Ibrahim As, Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih Ismail. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketaqwaan serta ketaatannya kepada Allah seperti yang disebutkan dalam surat Al-Shaffat : 103 – 107, yang artinya : “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggilah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.

3. Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam pelaksanaannya, evaluasi berpegang pada 3 prinsip dasar, yaitu :
a.      Prinsip berkelanjutan
Prinsip ini dimaksudkan bahwa evaluasi tidak hanya dilakukan sekali dalam satu jenjang pendidikan. Akan tetapi harus dilakukan setiap saat dan setiap waktu . Jadi dengan evaluasi secara kontinu maka perkembangan anak didik dapat terkontrol dengan baik.
b.      Prinsip universal
Maksud dari prinsip ini adalah evaluasi hendaknya dilakukan untuk semua aspek sasaran pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
c.      Prinsip keikhlasan
Dalam segala hal, keikhlasan pendidik harus tercermin di segala aktivitasnya dalam mendidik. Termasuk juga dalam mengevaluasi pendidikan. Pendidik yang ikhlas dalam mengevaluasi akan terlihat dari sikapnya yang transparan dan obyektif. Pendidik tidak hanya mampu menunjukkan kesalahan-kesalahan siswa tetapi juga menunjukkan jalan keluarnya, sehingga siswa tidak merasa dipersulit oleh guru.

4.    Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Ia adalah salah satu alat untuk menentukan apakah suatu pembelajaran telah berhasil atau tidak. Evaluasi sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan, mempunyai beberapa fungsi yaitu :
*         Fungsi pronastotik yaitu tes awal proses pembelajaran untuk mengetahui kondisi obyektif dari siswa. Misalnya apakah dia termasuk pemula ataukah siswa tersebut sudah pantas menerima kelanjutan materi tersebut dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
*         Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang menganalisis kemampuan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran fokusnya adalah membantu mereka bagaimana supaya mampu memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Jadi dalam hal ini seorang guru bisa mempertahankan metode yang digunakan atau segera menggantinya dengan bentuk tes yang lain.
*         Fungsi sebagai penempatan, Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat-bakat sendiri-sendiri. Oleh karena itu pelajaran akan lebih efektif jika disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi pendidikan yang bersifat individual terkadang sulit sekali dilaksanakan, dikarenakan keterbatasan sarana dan tenaga.
*         Fungsi sertifikasi, Evaluasi ini berguna untuk menyatakan kedudukan siswa dalam sebuah pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan diakhir sebuah periode pembelajaran seperti diakhir semester program, paket atau tingkat.

5.    Tujuan Evaluasi
Ada beberapa tujuan dilakukannya evaluasi diantaranya, yaitu :
a.      Bagi seorang guru evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk mengetahui kelebihan dalam cara belajar mengajar untuk dipertahankan, dan kelemahan-kelemahannya diperbaiki. Selain itu juga berguna untuk menentukan kelulusan murid dalam jenjang tertentu.
b.      Bagi seorang murid biasanya evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar, untuk memperbaiki cara belajar, menumbuhkan motivasi belajar.

Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui segi-segi yang mendukung dan menghambat jalannya proses kependidikan menuju tujuan. Segi-segi yang mendukung dikembangkan dan segi-segi yang menghambat diperbaiki atau diganti.

6.    Teknik Evaluasi Pendidikan Islam
a.    Teknik evaluasi pada masa pertumbuhan Islam (Rasulullah dan sahabat)
Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan kegiatan dakwah dan pengajaran sering mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar para sahabatnya, dengan sistem pertanyaan atau tanya jawab serta musyawarah. Tujuannya adalah untuk mengetahui mana diantara sahabat beliau yang cerdas, patuh, dan saleh atau mana yang kreatif dan aktif-responsif terhadap penyelesaian problem-problem yang dihadapi bersama nabi saw. pada suatu keadaan mendesak. Pada masa khulafaur rasyidin dan umayah dikenal adanya tingkatan-tingkatan pengajaran. Tingkat I adalah al-kuttab yaitu tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Qur’an serta pokok-pokok agama Islam. Tahap berikutnya mereka meneruskan kemasjid. Adapun yang diajarkan adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis, serta fiqih. Tujuan pendidikan masa Nabi, khulafaur rasyidin dan Bani Umasyah hanya terfokus pada keagamaan. Sehingga yang menjadi obyek evaluasi adalah aspek kognitif dan afektif. Dan bentuk evaluasinya berupa pengujian hafalan dan sistem tanya jawab berupa lisan.
b.    Teknik evaluasi pada masa perkembagnan dan kemajuan Islam (sesudah sahabat sampai sekarang)
Sebelum membahas tentang gambaran mengenai tehnik-tehnik evaluasi pendidikan Islam, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang beberapa jenis penilaian.
Beberapa jenis penilaian yaitu :
1)      Penilaian formatif yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui hingga sejauh mana penguasaan murid tentang bahan pendidikan agama yang diajarkan dalam satu program satuan pelajaran, serta sesuai tidaknya dengan tujuan.
2)      Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar murid yang telah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf hasil belajar murid selama satu cawu atau semester pada suatu unit pendidikan tertentu.
3)      Penilaian penempatan adalah penilaian tentang pribadi anak untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut. Hal ini bertujuan untuk menempatkan anak didik pada tempat yang sebenarnya, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
4)      Penilaian diagnostik adalah penilaian terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan anak didik baik berupa kesulitan/hambatan dalam situasi belajar mengajar, maupun untuk mengatasi hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Teknik evaluasi pendidikan digunakan dalam rangka penilaian dalam belajar, maupun dalam kepentingan perbaikan situasi, proses serta kegiatan belajar mengajar.

Adapun teknik penilaian itu ada 2, yaitu :
1)    Teknik tes yaitu penilaian yang menggunakan tes yang telah ditentukan terlebih dahulu. Metode ini bertujuan untuk mengukur dan memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai oleh murid meliputi : kesanggupan mental, penguasaan hasil belajar, ketrampilan, koordinasi, motorik dan bakat baik individu/kelompok.
2)    Teknik non tes adalah penilaian yang tidak menggunakan soal-soal tes. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan sifat kepribadian murid yang berhubungan dengan kiat belajar atau pendidikan. Obyek penilaian non tes ini meliputi : perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, keadaan tingkah laku, riwayat hidup, baik bersifat individu/kelompok.
Dalam evaluasi pendidikan agama, penguraiannya dibatasi hanya tentang teknik tes saja khususnya tes penguasaan hasil belajar yang dipergunakan untuk menilaia hasil-hasil belajar murid setelah diajar oleh guru, baik berupa penguasaan bahan, perkembangan kecerdasan, perkembangan ketrampilan dan perubahan sikap.

_KESIMPULAN_
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam untuk melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang sesuai dengan nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
2. Dasar teori evaluasi pendidikan Islam adalah Al-Qur’an.
3. Prinsip evaluasi pendidikan Islam adalah prinsip berkelanjutan, prinsip universal, prinsip keikhlasan.
4. Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar mengajar guna meningkatkan pendidikan.
5. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui segi-segi yang mendukung dan yang menghambat jalannya proses pendidikan menuju tujuan. Segi-segi yang mendukung dikembangkan dan yang menghambat diperbaiki.
6. Teknik evaluasi pendidikan Islam ada dua yaitu teknik tes dan teknik non tes.


_DAFTAR PUSTAKA_
*         Ramayulis. H. Prof. DR, 2008.Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
*         Anas Sudio, 2005.Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Grpindo Persada,
*         Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka Setia.

( “ Dibuat Oleh Lisda Agustia_0901055117_ dan Mushaffaini_0901055131 “ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar