Kurikulum berasala dari bahasa latin
“Curriculum” dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courir” artinya “to run”
artinya berlari. Istilah ini digunakan untuk sejumlah courses atau mata
pelajaran yang harusc ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah. Secara
tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan
disekolah.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal
dengan kata-kata “manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh
pendidik bersama anak didikanya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap mereka.
William B. Ragan, sebagai dikutip S.
Nasution, berpendapat bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan
disekolah. S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang
kurikulum. Diantaranya : pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil
pengambangan kurikulum), kedua, sebagai program( alat yang dilakukan sekolah
untuk mencapai tujuan), ketiga , kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan keempat, kurikulum
sebagai pengalaman siswa.
Suatu
kurikulum kependidikan termasuk pendidikan Islam hendaknya mengandung beberapa
unsure utama seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar, dan metode
penilaian.
Muhammad
Al-Toumy Al- Syaebani mengemukakan bahwa asaa-asas umum yang menjadi landasan
pembentukan kurikulum dalam pendidikan Islam itu adalah:
1.
Asas
Agama
Seluruh
system yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk system pendidikannya harus
meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam meliputi
Aqidah, Ibadah, Muamalat, dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam masyarakat.
2.
Asas
Falsafah
Dasar
ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan Islam, dengan daras filosofis,
sehingga suasana kurikulum pendidikan Islam mengadung suatu kebenaran terutama
dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3.
Asas
Psikologis
Asas
ini memeberi arti bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya disusun dengan
memepertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui
anak didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan
cirri-ciri perkembangan anak didik, tahapkematangan bakat, jasmani,
intelektual, bahasa, emosi, dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat,
kecakapan, perbedaan individual, dan lain sebagainya yang berhubungtan dengan
aspek psikoligis.
4.
Asas
Sosial
Pembentukan
kurikulum pendidikan Islam harus mengacu kearah relisasi individu dalam
masyarakat. Pola yang demikian ini berarti bahwa semua kecenderungan dan
perubahan yang telah dan bakalterjadi dalam perkembangan masyarakat manusia
sebagai makhluk sosial harus mendapar tempat dalam kurikulum pendidikan Islam.
Hal ini dimaksudkan agar out put yang dihasilkan pendidikan Islam adalah
manusia yang mampu mengambil peran dalam masyarakat dan kebudayaan dalam
konteks kehidupan zamannya.
Berdasarkan
pada asas-asas tersebut diatas, maka kurikulum pendidikan menurut An-Nahlawi
harus pula memenuhi kriteria diantaranya sebagai berikut:
1. Sistem dan perkembangan
kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani sehingga memiliki peluang
untuk mensicukanya, dan menjaganya dari penyimpangan serta menyelamatkannya.
2. Kurikulum hendaknya
diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu ikhlas, taat dan
beribadah kepada Allah, disamping merealisasikan tujuan aspek psikis,fisik,
sosial, budaya maupun intelektual.
3. Pertahapan serta
pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodesasi perkembangan peserta
didik .
Secara
umum karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan Islami yang
dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam seluruh aktivitas dan kegiatan
kependidikan dalam prakteknya. Konsep inilah yang membedakan kurikulum
pendidikan Islam dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.
Menurut
Al- Syaebany, Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu adalah :
1. Mementingkan tujuan agama
dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan
tekniknya.
2. Memperluas perhatian dan
kandungan hingga mencakup perhatian, pengembangan serta bimbingan terhadap
segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan
spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara
kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.
Analisa
Setelah proses demi proses yang kian panjang
maka dalam pendidikan Islam diperlukan adanya kurikulum, hakekat kurikulum
dalam pendidikan Islam yang sebenarnya adalah eksistensi kurikulum sebagai
parameter operasionalisasi proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum
tidak mempunyai makna apabila tidak dilaksanakan dalam suatu institusi dan
tidak ada imbal balik antara pendidik disuatu sisi dengan peserta didik di sisi
lain.
WINDA ASTRIYANI
0901055225
1xbet korean【VIP】lucky 777 slot online
BalasHapus1xbet korean【VIP】lucky 777 slot online.【33k1.com】⚡, lucky 777 slot online,lucky 777 샌즈카지노 slots online,best 메리트카지노 online casino for 1xbet korean free,all slots and