Metode Pendidikan Islam
A.
Pengertian Metode Pendidikan Islam
Pengertian Metode secara etimologi, berasal dari
dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”
dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Menurut DR. Ahmad Husain
al-liqaniy, metode adalah : “Langkah–langkah yang diambil guru guna membantu
para murid merealisaikan tujuan tertentu”. Dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah Thariqoh yang berarti langkah – langkah strategis yang harus
dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan
Pendidikan maka langkah tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan dalam
rangka pembentukan kepribadian. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode
merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.[1]
B.
Dasar–dasar Umum
metode Pendidikan Islam
Metode
Pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut permaslahan individual
atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri sehingga dalam menggunakan
metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan
islam, sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan sarana atau jalan menuju
tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik
haruslah mengacu pada dasar–dasar metode pendidikan tersebbut. Dalam hal ini tidak
bisa terlepas dari dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
1.
Dasar Agama
Al-Qur’an
dan hadits tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode pendidikan Islam.
Dalam kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam, maka dengan sendirinya, metode
pendidikan islam harus merujuk pada kedua sumber ajaran tersebut, sehingga
segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan islam tidak menyimpang dari
tujuan pendidikan itu sendiri. Misalnya dalam mata pelajaran olahraga, maka
seorang pendidik harus mampu menggunakan metode yang didalamnya terkandung
ajaran Al–Qur’an dan Al–Hadits, seperti masalah pakaian yang islami dan
lain–lain praktek olahraga.
2. Dasar Biologis
Dalam
memberikan pendididkan dalam pendidikan islam, seseorang pendidik harus
memperhatikan perkemangan biologis anak didik. Perkembangan kondisi jasmani
(bologis) seseorang juga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap dirinya.
Sesseorang yang menderita cacat jasmani akan mempunyai melemahan dan kelebihan
yang mungkin tidak dimiliki orang lain normal, misalnya seseorang yang
mempunyai penyakit pada matanya (rabun jauh), maka ia cenderung duduk dibangku
barisan depan (walaupun tidak selamanya yang duduk didepan itu menderita
penyakit pada matanya), karena dia duduk didepan, maka dia tidak dapat
bermain-main pada waktu guru memberikan keterangan materi pelajaran. Sehingga
ia memperhatikan seluruh uraian guru. Karena hal ini berlangsung terus-menerus,
maka dia akan mempunyai pengetahuan lebih dibanding dengan temannya yang lain,
apalagi ia termotivasi dengan kelainan mata tersebut.
Berdasarkan
hal, ini maka dapat dikatakan bahwa perkembangan jasmani dan kondisi jasmani
itu sendiri, memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan.
Sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seseorang pendidik harus bijaksana
dan memperhatikan kondisi biologis peserta didik.
3. Dasar psikologis
Metode
pendidikan baru dapat diterapkan secara efektif, bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikologi peserta didik. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik disamping
memperhatikan kondisi jasmani peserta didik juga perlu memperhatikan kondisi
jiwa atau rohaninya, sebab manusia pada hakikatnya terdiri dari dua unsur,
yaitu jasmani dan rohani, yang kedua-duanya merupakan satu kesauan yang tak
dapat dipisah-pisahkan.
Kondisi
psikologis yang menjadi dasar dalam metode pendidikan Islam berupa sejumlah
kekuatan psikologi peserta didik termasuk motivasi, emosi, minat, sikap,
keinginan, kesediaan, bakat dan kecakapan akal (intelektualnya) sehingga
seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang ada pada
peserta didik.
4. Dasar Sosiologis
Interaksi
yang terjadi antara sesama siswa dan interaksi antara guru dan siswa, merupakan
interaksi timbal balik yang kedua belah pihak akan saling memberikan dampak
positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologis seorang individu dapat
memberikan pengaruh pada lingkungan sosial masyarakatnya dan begitu pula
sebaiknya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dalam berinteraksi dengan
siswanya hendaklah memberikan tauladan dalam proses sosialisasi dengan pihak
lainnya, seperti dikala berhubungan dengan siswa, sesama guru, karyawan, dan
kepala sekolah.
Dari
beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan metode pendidikan
Islam harus dijalankan atas dasar agama, biologis, psikologis, dan sosiologis.
Dengan keempat dasar tersebut metode pendidikan akan mampu melaksanakan
perannya sebagai jembatan menuju tercapainya tujuan pendidikan Islam.[2]
C.
Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam
Metode
pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang
mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksanaan metode penddikan
tersebut sebab dengan prinsip-prinsip ini diharapkan metode pendidikan Islam
dapat berfungsi lebih efektif dan efisien dan tidak menyimpang dari tujuan
semula dari pendidikan Islam. oleh karena itu, seorang pendidik
perlumemperhatikan prinsip-prinsip metode pendidikan, sehingga para pendidik
mampu menerapkan metode yang tepat dan cocok sesuai dengan kebutuhannya.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip Mempermudah
Metode
pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu
cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menghayati dan
mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus mengidentifikasi
dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalm ilmu pengetahuan dan ketreampilan
tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat peserta didik
untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan itu. Inilah
barangkali yang perlu dipahami oleh seorang pendidik. Pendidik tidak harus
menggunakan metode yang muluk-muluk sementara materi yang disampaikan tidak
mampu diserap oleh peserta didik. Bagaimana peserta didik akan
mengaktualisasikan nilai-nilai materi tersebut, sementara materinya itu sendiri
belum dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.[3]
2.
Berkesinambungan
Berkesinambungan dijadikan sebagai
prinsip metode pendidikan Islam, karena dengan asumsi bahwa pendidikan Islam
adalah sebuah proses yang akan berlangsung terus menerus, sehingga dalam
menggunakan metode pendidikan seorang pendidik perlu memperhatikan
kesinambungan pelaksanaan pemberikan materi. Jangan hanya karena mengejar
target kurikulum seorang pendidik menggunakan metode yang efektif yang pada
gilirannya akan memberikan pengaruh yang negatif pada peserta didik karena
peserta didik merasa dibohongi oleh pedidik.
3.
Fleksibel dan Dinamis
Metode pendidikan Islam harus
digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis, sebab dengan kelenturan dan
kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya monoton dan zaklik
dengan satu macam metode saja. Seorang pendidik mampu memilih salah satu dari
berbagai alternatif yang ditawarkan oleh para pakar yang dianggapnya cocok dan
prasarana, situasi dan kondisi lingkungan, serta suasana pada waktu itu. Dan
prinsip kedinamisan ini berkaitan erat dengan prinsip berkesinambungan, karena
dalam kesinambungan tersebut metode pendidikan Islam akan selalu dinamis bila
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
D. Metode Pendidikan
Menurut Pakar Pendidikan Islam
Para ahli didik Islam telah merumuskan berbagai
metode pendidikan Islam telah merumuskan berbagai metode pendidikan Islam
diantaranya :
1.
Al-Ghazali
Seyogyanya agama diberikan
kepada anak sejak usia anak, sewaktu ia menerimanya dengan hafalan di luar
kepala. Ketika ia menginjak dewasa sedikit demi sedikit makna agama akan
tersingkap baginya. Jadi, prosesnya dimulai dengan hafalan diteruskan dengan
pemahaman. Demikianlah keimanan tumbuh pada anak tanpa dalil terlebih dahulu.
2.
Abdullah Nashih Ulwan
Dalam pendidikan di rumah tangga menguraikan 4 macam
metode :
a.
Menyuruh anak-anak semenjak
awal membaca lailaha illallah
b.
Memperkenalkan sejak awal
tentang pemikiran hukum halal dan haram
c.
Menyuruh anak beribadah
semenjak umur 7 tahun
d.
Mendidik anak cinta kepada
Rasul dan ahlul baitnya serta cinta dan gemar membaca al-Qur’an .
3.
Abdul Rahman Al-Nahlawi
Al Nahlawi mengemukakannya
pula metode Qur’an dan hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu :
a.
Metode hiwar (percakapan)
b.
Mendidik dengan kisah-kisah
qur’ani dan nabawi
c.
Mendidik dengan antsal qur’ani
dan nabawi
d.
Mendidik dengan memberi
teladan (ushwatun hasanah)
e.
Mendidik dengan pembiasaan
diri dan pengalaman
f.
Mendidik dengan mengambil
ibrah (pelajaran) dan mauziah (peringatan)
g.
Mendidik dengan membuat senang
(targhib) dan memberi takut (tarhib)
4.
Abdurrahman Saleh Abdllah
Mengemukakan beberapa metode pendidikan dan peranannya
yaitu :
a.
Metode cerita dan ceramah
Tujuannya adalah untuk memberi
dorongan psikologis kepada peserta didik.
b. Metode
diskusi, tanya jawab atau dialog
Tujuannya metode ini akan
membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan, deduksi merupakan
suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat. Formulasi dari suatu
prinsip umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab peserta didik akan dapat
membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
c.
Metode perumpamaan
Tujuannya dapat memperjelas
tentang konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit kepada peserta didik.
d.
Metode hukuman
Tujuannya agar peserta didik
dapat memahaminya sebagai tanda penerimaan kepribadiannya yang membuat merasa
aman. Sementara hukuman yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak disukainya
akan dapat menguatkan rasa aman tersebut.
Dari kutipan di atas, kita dapat melihat bahwa
metode mengajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas dilaksanakan sejak
dini, bertahap, berkesinambungan dan tuntas, serta dengan cara bijaksana, penuh
kasih saying, teladan yang baik, yang sesuai dengan perkembangan anak yang
dapat membangkitkan minat dan dengan cara yang praktis.[4]
E. Cara Mengaplikasikan Metode Pendidikan Islam
dalam Proses Pendidikan
Dalam mengaplikasikan beberapa metode pendidikan
Islam dalam suatu proses pendidikan Hadari Nawari menawarkan beberapa cara,
yaitu :
1. Melalui
Keteladanan
Rasulullah
saw adalah panutan terbaik bagi umatnya, pada diri beliau senantiasa ditemukan
tauladan yang baik serta kepribadian mulia. Sifat-sifat yang ada pada beliau
adalah shidiq, amanah, tabligh dan fathonah. Pribadi seperti yang diteladankan
Rasulullah saw itulah seyogyanya dimiliki dan ditampilkan oleh setiap pendidik
karena Rasulullah saw adalah manusia pilihan yang dimuliakan Allah SWT.
Dalam
proses pendidikan brearti setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan
peserta didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan sebaliknya. Dengan
keteladanan itu dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontohkan segala
sesuatu yang baik-baik dalam perkataan maupun perbuatan.
2. Melalui
kebiasaan
Fakor
ini perlu diterapkan pada peserta didik sejak dini. Contoh sederhana misalnya
membiasakan mengucapkan salam pada waktu masuk dan keluar rumah, membaca
basmalah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucapkan hamdalah setelah
menyelesaikan pekerjaan. Faktor pembiasaan ini hendaklah dilakukan secara
kontinu dalam arti dilatih dengan tidak jemu-jemunya dan faktor ini pun harus
dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan buruk.
3. Melalui
cerita dan nasihat
Misalnya
tentang cara menasehati anak yang terdapat di surat al-Luqman ayat 13 s.d 19,
surat Al-Kahfi ayat 70-82 tentang pertemuan antara nabi Musa dan nabi Khidir
yang menghasilkan tentang adab seorang murid, adab seorang guru, tentang materi
pelajaran dan masih banyak lagi.
Dengan
melalui metode ini yang mengandung nasihat, pelajaran dan petunjuk yang sungguh
sangat efektif untuk menciptakan suasana interaksi pendidikan. Cerita-cerita
dan nasehat itu akan sangat besar pengaturnya pada perkembangan psikologis
peserta didik bila disampaikan secara baik-baik dan sesuai situasi dan kondisi.
KESIMPULAN
1.
Pengertian Metode secara
etimologi, berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta
berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.
2.
Dasar-dasar umum metode
pendidikan Islam
a.
Dasar agama
b.
Dasar biologis
c.
Dasar psikologis
d.
Dasar sosiologis
3.
Prinsip-prinsip metode pendidikan Islam
a.
Prinsip mempermudah
b.
Prinsip berkesinambungan
c.
Prinsip fleksibel dan dinamis
4.
Metode pendidikan menurut para pakar pendidikan Islam
a.
Al- Ghazali
b.
Abdullah Nashih Ulwan
c. Abdurrahman
Al Nahlawi
d.
Abdurrohman Saleh Abdullah
5.
Cara mengaplikasikan metode pendidikan Islam dalam proses pendidikan
a.
Melalui keteladanan
b.
Melalui kebiasaan
c.
Melalui cerita dan nasehat
Umi Patiah (0901055216)
Henny Dwi Mulyaningsih (0901055242)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar