Minggu, 14 Oktober 2012

konsep dasar Islam yang rahmatan lil'alamin



Islam yang “rahmatan lil ’alamin” (menjadi rahmat bagi seluruh alam) sering disebut-sebut, menjadi kebanggaan dan sebagai salah satu ciri keagungan agama Islam. Sejauh ini, konsep itu baru hanya diartikan bahwa Islam membawa kebaikan, rahmat dan keselamatan bagi lingkungannya. Belum ada penjabaran bagaimana konsep operasionalnya atau konkretnya bahwa Islam itu rahmat bagi seluruh alam. Uraian di bawah ini adalah tuntunan memahami pengertian “rahmatan lil ‘alamin” itu dalam wujudnya yang jelas dan terukur sehingga bisa dijadikan pedoman dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam yang penuh rahmat itu. Bagaimana ciri Islam sebagai ‘rahmatan lil a’alamin itu?” inilah jawabannya.

1. Orang Lain Ikut Menikmatinya

Pertama, orang lain ikut menikmatinya. Penyebaran Islam yang orang lain atau golongan lain ikut menikmatinya. Menikmati apa? Menikmati kebenarannya dan kebaikannya walau pun mereka bukan Muslim atau tanpa golongan lain tersebut tidak memeluk Islam. Mereka merasakan Islam itu benar dan baik dari aspek ajaran dan juga dari sikap atau perilaku pengikutnya yang santun, simpatik, hormat, saling tolong-menolong, toleran, saling bela, saling melindungi dan sebagainya. Golongan lain merasakan ketenangan berada di lingkungan Muslim. Mereka juga ikut menikmati kondisi, situasi, sistem sosial, lingkungan masyarakat yang dibangun dan diciptakan kaum Muslimin. Atau golongan lain juga ikut menikmati dampak atau hasil yang dicapai umat Islam yang mendorong kemajuan, menegakkan kebenaran, memerangi kejahatan, membenci keburukan dan menumpas kebatilan.

2. Orang Lain Merasakan Faedahnya
Kedua, orang lain merasakan faedahnya. Selain menikmati kebenaran ajaran dan kebaikan umatnya, golongan lain juga merasakan faedahnya dari kebenaran, kebaikan dan kemajuan Islam. Kemajuan yang diraih umat Islam dalam lapangan atau aspek apa saja terasa faedahnya oleh golongan non-Islam. Misalnya, dunia ilmu pengetahuan kini memakai angkat 0,1 sampai 9. Angka yang digunakan oleh dunia internasional ini disebut angka Arab, yang nota-bene adalah Islam, dan manusia seluruh dunia kini menggunakannya. Umat manusia merasakan faidahnya. Inilah bukti dari Islam sebagai rahmatan lil ’alamin. Dunia ilmu pengetahuan mengenal ilmu kimia (kimiyya), aljabar, ilmu falak (ilmu perbintangan atau astronomi), ilmu kedokteran yang dirintis Ibnu Sina (Barat: Avoreis) ilmu kelautan atau navigasi dan sebagainya. Ilmu-ilmu ini, pada awal perkembangannya, dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim. Inilah bukti dari Islam sebagai rahmatan lil ’alamin. Orang lain merasakan faedahnya. Silahkan menyebutkan contoh-contoh lain yang sangat banyak dalam aspek-aspek kehidupan yang lain yang telah dirintis, dicapai dan dikembangkan oleh kaum Muslimin.

3. Orang Lain Terangkat Martabatnya

Ketiga, orang lain terangkat martabatnya. Bukti lain yang harus terwujud dari konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin adalah orang lain terangkat martabatnya. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi dan memperjuangkan kebenaran, menyuguhkan kebaikan dan mendorong kemajuan harus turut mengangkat martabat orang-orang yang berada di lingkungannya, yaitu lingkungan pengaruh dan kekuasaannya. Misalnya, kisah Bilal bin Rabbah, budak hitam yang diperjualbelikan oleh kafir Quraisy kemudian menjadi orang penting Rasulullah s.a.w SAW setelah dia masuk Islam. Kisah Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang kalah di pengadilan oleh seorang Yahudi biasa yang mencuri baju besi dan kisah seorang Yahudi yang melapor pada Khalifah Umar dan khalifah memecat Gubernur Syam karena menggusur rumah si Yahudi tersebut. Kisah ini mengangkat derajat kemanusiaan non-Muslim karena hukum yang adil melindunginya dari ketidakadilan.

4. Siapapun Sangat Membutuhkannya

Ciri keempat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin adalah siapapun sangat membutuhkannya. Islam tidak eksklusif hanya diperuntukkan untuk umat Islam sendiri tapi untuk seluruh manusia di muka bumi. Muhammad pun diutus sebagai nabi dan rasul terakhir (khatamun nabiyyin, penutup para nabi) untuk umat manusia sampai akhir zaman. Ajaran Islam yang luhur dan agung, harus dirasakan dan dibutuhkan oleh siapapun di muka bumi ini, oleh orang Islam sendiri dan oleh golongan lain bahkan oleh orang yang tidak beragama sekalipun. Islam belum menjadi rahmat bagi lingkungan bila golongan lain tidak membutuhkannya. Pada aspek ini, harus diakui, umat Islam belum menunjukkan bukti dan kualitasnya. Secara norma, konsep dan ajaran, Islam itu tinggi, agung dan mulia: Al-Islamu ya’lu wa la yu’la alaih, tapi belum dibuktikan atau ditunjukkan oleh umatnya. Yang terjadi sekarang ini malah sebaliknya. Bukan umat Islam yang dibutuhkan, tapi kita membutuhkan kemajuan Barat. Kita membutuhkan dana pembangunan, membutuhkan bantuan ekonomi, membutuhkan utang, membutuhkan kemajuan pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekologi yang datang dari Barat. Di beberapa belahan bumi, umat Islam masih identik dengan kemiskinan, ketertinggalan, kekurangan dan kelaparan. Selama situasi ini belum terbalik, orang lain belum membutuhkan kita, berarti kita belum mewujudkan bukti Islam itu rahmat bagi sekalian alam.

5. Tak Satu Pun Orang yang Merasa Tidak Terbantu Olehnya

Terakhir, bukti rahmat bagi sekalian alam adalah semua orang harus merasa terbantu oleh Islam. Keagungan Islam harus diwujudkan dalam kehidupan nyata, dalam akhlak dan prestasi sehari-hari, membawa kebaikan dan kemajuan, sehingga golongan lain, siapapun, merasa terbantu oleh kemajuan Islam tersebut. Bukti ini misalnya pernah dibuktikan oleh Islam pada masa The Golden Age. Perkembangan ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika, kimia, kedokteran, astronomi dan lain-lain yang kini lebih maju di Barat berasal dari kemajuan yang dicapai oleh dunia Islam yaitu oleh para ilmuwan seperti oleh Khawarizmi, al-Kindi, Kimiyya, Ibnu Sina dan lain-lain. Kini, semua orang di muka bumi ini, merasakan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan itu, seperti kemudahan, kepraktisan, kecepatan dan seterusnya. 

Umy Fatiah (0901055216)

sumber:http://syaghafan.wordpress.com/2007/12/05/konsep-dasar-penyebaran-islam-yang-rahmatan-lil-‘alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar