“
Evaluasi Pendidikan Islam “
1. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi evaluasi berasal dari
kata “to evaluate” yang berarti menilai. Kata evaluasi menurut Edwin Wand dan
Berald W. Broen mengatakan bahwa evaluasi adalah “The act or process to
determining the value of something”. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan
dapat diartikan dengan totalitas tindakan atau proses yang dilakukan untuk
menilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Yang dimaksud dengan penilaian dalam
pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan
secara umum, baik mengenai perencanaan, pengelolaan proses dan tindak lanjut
pendidikan/menyangkut perorangan, kelompok atau kelembagaan. Dari uraian diatas
yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah
keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam untuk melihat sejauh mana
keberhasilan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan
dari pendidikan Islam itu sendiri.
2. Dasar Teori Evaluasi Pendidikan Islam
Al-Qur’an sebagai dasar segala
disiplin ilmu termasuk ilmu pendidikan Islam, secara implisit sebenarnya telah
memberikan deskripsi tentang evaluasi pendidikan dalam Islam. Hal ini bisa
ditemukan dari berbagai sistem evaluasi yang ditetapkan Allah diantaranya :
a. Evaluasi untuk mengoreksi balasan amal
manusia sebagaimana tersirat dalam QS. Al-Zalzalah : 7-8 yang artinya : “Barang
siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar atom pun niscaya akan melihat
balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar atom pun niscaya
akan melihat balasannya”.
b. Nabi Sulaiman As pernah mengevaluasi
kejujuran seekor burung. Hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan
yang diperintah oleh seorang wanita cantik yang dikisahkan dalam surat An Naml
: 27 yang artinya : “Sulaiman berkata : akan kami cermati (evaluasi) apakah
kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”
c. Sebagai contoh ujian (tes) yang berat
kepada nabi Ibrahim As, Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih Ismail.
Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketaqwaan serta ketaatannya
kepada Allah seperti yang disebutkan dalam surat Al-Shaffat : 103 – 107, yang
artinya : “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggilah
dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”.
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar”.
3. Prinsip
Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam pelaksanaannya, evaluasi
berpegang pada 3 prinsip dasar, yaitu :
a. Prinsip berkelanjutan
Prinsip ini dimaksudkan bahwa evaluasi
tidak hanya dilakukan sekali dalam satu jenjang pendidikan. Akan tetapi harus
dilakukan setiap saat dan setiap waktu . Jadi dengan evaluasi secara kontinu
maka perkembangan anak didik dapat terkontrol dengan baik.
b. Prinsip universal
Maksud dari prinsip ini adalah
evaluasi hendaknya dilakukan untuk semua aspek sasaran pendidikan yaitu aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik
c. Prinsip keikhlasan
Dalam segala hal, keikhlasan pendidik
harus tercermin di segala aktivitasnya dalam mendidik. Termasuk juga dalam
mengevaluasi pendidikan. Pendidik yang ikhlas dalam mengevaluasi akan terlihat
dari sikapnya yang transparan dan obyektif. Pendidik tidak hanya mampu
menunjukkan kesalahan-kesalahan siswa tetapi juga menunjukkan jalan keluarnya,
sehingga siswa tidak merasa dipersulit oleh guru.
4. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Ia adalah salah satu alat untuk
menentukan apakah suatu pembelajaran telah berhasil atau tidak. Evaluasi
sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan, mempunyai
beberapa fungsi yaitu :
Fungsi
pronastotik yaitu tes awal proses pembelajaran untuk mengetahui kondisi
obyektif dari siswa. Misalnya apakah dia termasuk pemula ataukah siswa tersebut
sudah pantas menerima kelanjutan materi tersebut dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Fungsi
diagnostik yaitu evaluasi yang menganalisis kemampuan siswa pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran fokusnya adalah membantu mereka bagaimana
supaya mampu memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Jadi dalam hal
ini seorang guru bisa mempertahankan metode yang digunakan atau segera
menggantinya dengan bentuk tes yang lain.
Fungsi
sebagai penempatan, Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat-bakat
sendiri-sendiri. Oleh karena itu pelajaran akan lebih efektif jika disesuaikan
dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi pendidikan yang bersifat individual
terkadang sulit sekali dilaksanakan, dikarenakan keterbatasan sarana dan
tenaga.
Fungsi
sertifikasi, Evaluasi ini berguna untuk menyatakan kedudukan siswa dalam sebuah
pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan diakhir sebuah periode pembelajaran seperti
diakhir semester program, paket atau tingkat.
5. Tujuan Evaluasi
Ada beberapa tujuan dilakukannya
evaluasi diantaranya, yaitu :
a. Bagi seorang guru evaluasi bertujuan
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk mengetahui kelebihan dalam cara
belajar mengajar untuk dipertahankan, dan kelemahan-kelemahannya diperbaiki.
Selain itu juga berguna untuk menentukan kelulusan murid dalam jenjang
tertentu.
b. Bagi seorang murid biasanya evaluasi
bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar, untuk memperbaiki cara belajar,
menumbuhkan motivasi belajar.
Jadi dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui segi-segi
yang mendukung dan menghambat jalannya proses kependidikan menuju tujuan.
Segi-segi yang mendukung dikembangkan dan segi-segi yang menghambat diperbaiki
atau diganti.
6. Teknik Evaluasi Pendidikan Islam
a. Teknik evaluasi pada masa pertumbuhan
Islam (Rasulullah dan sahabat)
Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan kegiatan dakwah dan pengajaran sering mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar para sahabatnya, dengan sistem pertanyaan atau tanya jawab serta musyawarah. Tujuannya adalah untuk mengetahui mana diantara sahabat beliau yang cerdas, patuh, dan saleh atau mana yang kreatif dan aktif-responsif terhadap penyelesaian problem-problem yang dihadapi bersama nabi saw. pada suatu keadaan mendesak. Pada masa khulafaur rasyidin dan umayah dikenal adanya tingkatan-tingkatan pengajaran. Tingkat I adalah al-kuttab yaitu tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Qur’an serta pokok-pokok agama Islam. Tahap berikutnya mereka meneruskan kemasjid. Adapun yang diajarkan adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis, serta fiqih. Tujuan pendidikan masa Nabi, khulafaur rasyidin dan Bani Umasyah hanya terfokus pada keagamaan. Sehingga yang menjadi obyek evaluasi adalah aspek kognitif dan afektif. Dan bentuk evaluasinya berupa pengujian hafalan dan sistem tanya jawab berupa lisan.
Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan kegiatan dakwah dan pengajaran sering mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar para sahabatnya, dengan sistem pertanyaan atau tanya jawab serta musyawarah. Tujuannya adalah untuk mengetahui mana diantara sahabat beliau yang cerdas, patuh, dan saleh atau mana yang kreatif dan aktif-responsif terhadap penyelesaian problem-problem yang dihadapi bersama nabi saw. pada suatu keadaan mendesak. Pada masa khulafaur rasyidin dan umayah dikenal adanya tingkatan-tingkatan pengajaran. Tingkat I adalah al-kuttab yaitu tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Qur’an serta pokok-pokok agama Islam. Tahap berikutnya mereka meneruskan kemasjid. Adapun yang diajarkan adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis, serta fiqih. Tujuan pendidikan masa Nabi, khulafaur rasyidin dan Bani Umasyah hanya terfokus pada keagamaan. Sehingga yang menjadi obyek evaluasi adalah aspek kognitif dan afektif. Dan bentuk evaluasinya berupa pengujian hafalan dan sistem tanya jawab berupa lisan.
b. Teknik evaluasi pada masa perkembagnan
dan kemajuan Islam (sesudah sahabat sampai sekarang)
Sebelum membahas tentang gambaran
mengenai tehnik-tehnik evaluasi pendidikan Islam, terlebih dahulu akan
dijelaskan tentang beberapa jenis penilaian.
Beberapa jenis penilaian yaitu :
Beberapa jenis penilaian yaitu :
1) Penilaian formatif yaitu penilaian
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan program
dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Tujuannya adalah
untuk mengetahui hingga sejauh mana penguasaan murid tentang bahan pendidikan
agama yang diajarkan dalam satu program satuan pelajaran, serta sesuai tidaknya
dengan tujuan.
2) Penilaian sumatif adalah penilaian
yang dilakukan terhadap hasil belajar murid yang telah mengikuti pelajaran
dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf hasil belajar murid selama satu cawu atau semester pada suatu
unit pendidikan tertentu.
3) Penilaian penempatan adalah penilaian
tentang pribadi anak untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar
mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut. Hal ini bertujuan untuk
menempatkan anak didik pada tempat yang sebenarnya, sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya.
4) Penilaian diagnostik adalah penilaian
terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan anak didik baik berupa
kesulitan/hambatan dalam situasi belajar mengajar, maupun untuk mengatasi
hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Teknik evaluasi pendidikan digunakan dalam rangka penilaian dalam belajar, maupun dalam kepentingan perbaikan situasi, proses serta kegiatan belajar mengajar.
Teknik evaluasi pendidikan digunakan dalam rangka penilaian dalam belajar, maupun dalam kepentingan perbaikan situasi, proses serta kegiatan belajar mengajar.
Adapun teknik penilaian itu ada 2,
yaitu :
1)
Teknik
tes yaitu penilaian yang menggunakan tes yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Metode ini bertujuan untuk mengukur dan memberikan penilaian terhadap hasil
belajar yang dicapai oleh murid meliputi : kesanggupan mental, penguasaan hasil
belajar, ketrampilan, koordinasi, motorik dan bakat baik individu/kelompok.
2)
Teknik
non tes adalah penilaian yang tidak menggunakan soal-soal tes. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui sikap dan sifat kepribadian murid yang berhubungan
dengan kiat belajar atau pendidikan. Obyek penilaian non tes ini meliputi :
perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, keadaan tingkah laku, riwayat hidup,
baik bersifat individu/kelompok.
Dalam evaluasi pendidikan agama, penguraiannya dibatasi hanya tentang teknik tes saja khususnya tes penguasaan hasil belajar yang dipergunakan untuk menilaia hasil-hasil belajar murid setelah diajar oleh guru, baik berupa penguasaan bahan, perkembangan kecerdasan, perkembangan ketrampilan dan perubahan sikap.
Dalam evaluasi pendidikan agama, penguraiannya dibatasi hanya tentang teknik tes saja khususnya tes penguasaan hasil belajar yang dipergunakan untuk menilaia hasil-hasil belajar murid setelah diajar oleh guru, baik berupa penguasaan bahan, perkembangan kecerdasan, perkembangan ketrampilan dan perubahan sikap.
_KESIMPULAN_
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Evaluasi dalam pendidikan Islam
adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam
untuk melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang sesuai dengan nilai
Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
2. Dasar teori evaluasi pendidikan
Islam adalah Al-Qur’an.
3. Prinsip evaluasi pendidikan Islam
adalah prinsip berkelanjutan, prinsip universal, prinsip keikhlasan.
4. Fungsi evaluasi adalah untuk
mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar mengajar guna meningkatkan
pendidikan.
5. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengetahui segi-segi yang mendukung dan yang menghambat jalannya proses
pendidikan menuju tujuan. Segi-segi yang mendukung dikembangkan dan yang
menghambat diperbaiki.
6. Teknik evaluasi pendidikan Islam
ada dua yaitu teknik tes dan teknik non tes.
_DAFTAR PUSTAKA_
Ramayulis.
H. Prof. DR, 2008.Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Anas
Sudio, 2005.Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Grpindo Persada,
Uhbiyati,
Nur. 2005. Ilmu Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka Setia.
( “
Dibuat Oleh Lisda Agustia_0901055117_ dan Mushaffaini_0901055131 “ )